Lebih Fokus Pada 'Jiwa' Ubudiyyah
Table of Contents
Baru-baru ini sedikit banyak saya menyadari, mengapa sejak saya kecil, keluarga sering menekankan bekal yang sifatnya ubudiyyah dari pada bekal bidang yang lain.
Ilmu dan pembiasaan seputar ubudiyyah seperti shalat, membaca al-Qur'an, amaliyah nahdhiyyah, nyata-nyata menjadi 'karakter' yang sangat berguna seiring usia mendewasa.
Ia selayaknya dibiasakan sejak dini.
Adapun ilmu dan perantara yang menunjang keberlangsungan hidup, seperti
pekerjaan, profesi, dsb, sifatnya tidak paten dan dapat berganti-ganti.
Orang dalam hidup tak harus jadi ini atau itu. Yang lebih penting adalah
apa manfaat dan kontribusi yg bisa ia beri.
Pemikiran saya yg demikian ini mulanya disebabkan karena saya melihat
adanya sebagian saudara kita yg terjebak pada 'apa yg ia inginkan'. Toh
nyatanya hampir-hampir tak sampai didapatkan.
Halu?
Maka setidaknya, jika seseorang punya orientasi, hendaknya memang
dilandasi dengan jiwa ubudiyyah. Jika dalam bekerja ada jiwa pengabdian,
ntah untuk agama, negara, keluarga.
Sebab hidup (di dunia) selayaknya dalam rangka media mencari modal, bukan mencari keuntungan.
Wa Allah a'lam.
Post a Comment