Membangun Yang Belum Tegak dengan Landasan Ketenangan
Table of Contents
Kita pasti pernah menghadapi situasi sulit, kondisi genting, posisi tertekan, yang seringkali mengaburkan akal sehat dan kestabilan emosi kita.
Pada saat-saat seperti itu, sangat beresiko sekali apabila kita mengambil satu keputusan (melalui tulisan, lisan, maupun perbuatan), karena pikiran belum begitu dingin, hati masih dalam keadaan labil.
Maka menurut satu dawuh, seyogyanya kita dapat menenangkan diri dahulu seraya mengambil air wudlu.
Selayaknya luapan emosi (panas) tersulut seperti api, sedangkan kejernihan hati-pikiran (dingin) semurni air.
Maka membangun sesuatu yang masih miring (belum tegak), harus berlandaskan ketenangan hati serta pikiran.
***
وَكُلُّ حَرْفٕ مُسْتَحِقٌّ لِلْبِنَا وَالْأَصْلُ فِي الْمَبْنِيِّ أَنْ يُسَكَّنَ
(ابن مالك)
"Setiap perkara yang belum tegak berhak untuk dibangun. Dan dasar dalam membangun adalah dengan ketenangan."
(ابن مالك)
"Setiap perkara yang belum tegak berhak untuk dibangun. Dan dasar dalam membangun adalah dengan ketenangan."
***
Supaya bangunan tidak mudah roboh,
Agar menjadi kuat dan semakin kokoh.
Wa Allah a'lam.
Post a Comment