Kemudahan Beragama, Kemudahan Ketika Ilmu Menjadi Karunianya
Table of Contents
Pada beberapa
waktu, penulis sering terkesan pada salah satu dawuh para guru yang mengatakan
bahwa “beragama itu mudah”.
Bahkan ada lagi
yang menambahkan, “mudah bagi mereka yang dikaruniai ilmu.”
‘Kemudahan’
ini yang kemudian dikaitkan dengan ‘ilmu’ merupakan satu hal yang harus selalu
kita syukuri.
Misalnya,
mari kita tengok sejenak bagaimana kemudahan kita dalam beragama sekarang ini,
lantaran kita ‘pernah’ belajar ketika dini.
Seperti shalat,
yang menjadi kewajiban pokok dan identitas kita sebagai muslim. Yang sedari
dini alhamdulillah kita sudah diajari oleh orang tua, guru TPQ, atau
ustadz/kiai di lingkungan tempat tinggal kita. Sehingga sampai detik ini, kita
diberi kemudahan dalam melaksanakannya setiap hari.
Maka,
(sekali lagi) ini adalah hal yang sepantasnya kita syukuri.
Di sisi
lain, dawuh “Kemudahan dalam beragama” ini juga berlaku meski seseorang
tidak/belum dikaruniai ilmu.
Seperti yang
terjadi pada sebagian saudara kita yang kebetulan belum pernah diajari shalat,
maka baginya tetap harus melaksanakan shalat, semampunya, sebisanya.
Adapun perihal
kekurangan atau ketidaksempurnaannya dalam beragama dianggap ma’fu (diampuni),
lantaran ketidaktahuannya selama ini. Meski demikian, ia tetap dituntut untuk
tetap berusaha mempelajarinya.
Sehingga ‘ilmu’
mampu memberikan pencerahan (sekaligus perbedaan) demikian adanya.
Tak hanya
dalam shalat atau ibadah mahdhah lainnya, tetapi juga pada ibadah sosial kita,
berlaku baik terhadap saudara, teman, tetangga, yang telah maupun yang
tidak/belum berbuat baik kepada kita.
Sebab pada
hakikatnya kita beragama karena Dia Yang Memerintahkan kita bukan?
Maka hemat
penulis, pesan “kemudahan dalam beragama” adalah keniscayaan. Dan kesan “Mudah
bagi mereka yang dikaruniai ilmu” adalah pilihan.
Mari kita kembali
menghayati ‘nama’ kita sebagai ‘hamba’, menyandang status taqwa kepada-Nya seraya memilih
jalan ‘kemudahan’ beragama, dengan mempelajari ‘ilmu’ dari para guru yang ahli
dalam bidangnya.
Wa Allah a’lam.
Post a Comment