Kesunnahan Menghidupkan Dua Malam Lebaran
Table of Contents
Malam lebaran, baik Idul Fitri maupun Idul Adha identik kita rayakan dengan takbiran, memperbanyak mengumandangkan takbir mulai adzan maghrib hingga sebelum shalat ‘id dilaksanakan.
Akan tetapi, ada satu kesunnahan lain yang seringkali luput dari perhatian kita. Yakni menghidupkan malam lebaran dengan shalat malam.
Kesepakatan Fuqaha’: Disunnahkan Menghidupkan Malam Lebaran
يندب إحياء ليلتي العيدين (الفطر والأضحى) باتفاق الفقهاء
Dinukil dari Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah (Ensiklopedia Fikih) juz 2, bahwa kita disunnahkan untuk menghidupkan dua malam ‘id (fitri dan adha) seperti yang telah disepakati para Ahli Fiqh.
لقوله عليه الصلاة والسلام: من قام ليلتي العيد محتسبا لم يمت قلبه يوم تموت القلوب
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Barang siapa menghidupkan dua malam ‘id (fitri dan adha) seraya mengharap ridha Allah swt, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati-hati akan mati.” (terjemah bebas penulis)
Praktik Madzab Hanafiyyah
Bagi para pengikut Imam Abu Hanifah, sudah mencukupi bagi seseorang untuk memperoleh pahala ihya’ lailatayil ‘id (menghidupkan dua malam lebaran) dengan melaksanakan shalat isya’ berjamaah dan ber-azam untuk melakukan jamaah shubuh.
Demikian mereka lakukan dengan ittiba’ (mengikuti) sahabat Ibnu ‘Abbas ra.
Demikian mereka lakukan dengan ittiba’ (mengikuti) sahabat Ibnu ‘Abbas ra.
Anjuran Syaikhuna KH. Maimoen Zubair
Masyhur didawuhkan al-maghfurlah mbah Moen tentang anjuran beliau jangan sampai kita lupa untuk ngurip-urip (menghidupkan) dua malam hari raya.
Mbah Moen mengutip dawuh mbah Manab Lirboyo, bahwa meskipun kita jarang melakukan shalat sunnah, jangan sampai kita meninggalkan shalat di malam lebaran.
Sekurang-kurangnya, melaksanakan dua rakaat shalat ba’diyyah isya’ dan tiga rakaat witir. Namun jika dirasa masih berat, bisa diminimalkan lagi dengan dua rakaat ba’diyyah dan satu rakaat witir.
Mbah Moen mengutip dawuh mbah Manab Lirboyo, bahwa meskipun kita jarang melakukan shalat sunnah, jangan sampai kita meninggalkan shalat di malam lebaran.
Sekurang-kurangnya, melaksanakan dua rakaat shalat ba’diyyah isya’ dan tiga rakaat witir. Namun jika dirasa masih berat, bisa diminimalkan lagi dengan dua rakaat ba’diyyah dan satu rakaat witir.
***
Bahwa lebaran merupakan momen kebahagiaan dan kemenangan umat Islam, maka sudah sepantasnya kita merayakannya dengan cara mengingat-Nya melalui shalat malam.
Minimal berupa shalat ba’diyyah isya’ dan witir pada malam harinya, bersyukur atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah menemukan kita dengan hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Wa Allah a’lam.
Referensi:
Nasihat Mbah Maimoen di Malam Hari raya via Facebook Ponpes Al-Anwar Sarang
Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah (Ensiklopedia Fikih) juz 2 Karya Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Kuwait hlm. 235
via Google Books
احياء ليلة العيد
يندب إحياء ليلتي العيدين (الفطر والأضحى) باتفاق الفقهاء، لقوله عليه الصلاة والسلام: من قام ليلتي العيد محتسبا لم يمت قلبه يوم تموت القلوب
وذهب الحنفية اتباعا لابن عباس إلى أنه يحصل له ثواب الإحياء بصلاة العشاء جماعة، والعزم على صلاة الصبح جماعة
Post a Comment