Menyadari Allah Al-Muhaimin, Yang Maha Memelihara dan Mengawasi Segalanya (8)
Al-Muhaimin sebagai asmaul husna yang ke-8 bagi Allah dapat dimaknai sebagai Yang Maha Memelihara.
Berikut sebagaimana yang dikutip dari buku Menyingkap Tabir Ilahi karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab.
Makna Al-Muhaimin
Menurut sebagian ulama, Muhaimin terambil dari kata haimana-yuhaiminu yang artinya antara lain memelihara, menjaga, mengawasi, dan menjadi saksi terhadap sesuatu serta memeliharanya.
Kata ini dalam Al-Qur'an menunjuk kepada sifat Allah hanya satu kali, yakni pada QS Al-Hasyr ayat 23.
Imam Ghazali berpendapat bahwa kata Muhaimin sebagai salah satu asmaul husna memiliki makna Allah yang menangani/mengawasi urusan kita para makhluk-Nya, dari sisi amal perbuatan, rezeki, dan ajal kita.
Penanganan Allah kepada kita para makhluk-Nya adalah dengan pengetahuan, penguasaan, dan pemeliharaan-Nya. Sebab siapapun yang mengawasi hakikat sesuatu, bertanggung jawab padanya, serta mampu memeliharanya, Dialah yang disebut Muhaimin.
Tiga unsur yang pantas dimiliki Muhaimin adalah pengawasan yang merujuk kepada pengetahuan, kepada kudrah, dan kepada akal. Maka tentu saja tidak ada yang dapat menghimpun ketiganya secara sempurna kecuali Allah swt. Demikian Al-Ghazali.
Berakhlak dengan Al-Muhaimin
Apabila mampu menghayati makna sifat ini, maka kita akan menyadari bahwa Allah menguasai dan mengetahui gerak-gerik, bahkan detak-detik jantung kita.
Sehingga buah dari sifat ini dalam keseharian kita adalah kita dituntut untuk juga bisa mengawasi perilaku lahir dan batin kita, kehendak dalam kelurusan niat dan motivasi kita, kapan pun dan dimana pun kita berada.
Wa Allah a’lam.
Diringkas dan dikutip dari referensi:
Menyingkap Tabir Ilahi; Asma al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab hlm. 55—57.
Post a Comment