Meneladani Al-Wahhab, Yang Maha Pemberi Banyak dari Segala yang Dia Miliki (17)
Al-Wahhab, terambil dari akar kata wahaba yang artinya memberi, dan memberikan sesuatu tanpa imbalan.
Dalam Al-Qur’an, kata ini ditemukan dalam tiga ayat, yang semuanya merupakan sifat milik Allah swt.
Makna Al-Wahhab
Al-Wahhab adalah yang memberi banyak dari yang dimiliki, walau tanpa diminta
Menurut Al-Ghazali, sifat Al-Wahhab pada hakikatnya hanya bisa dimiliki oleh Allah. Karena Al-Wahhab adalah Yang memberi mereka yang butuh tanpa mengharap imbalan, tanpa tujuan duniawi maupun ukhrawi.
Sedangkan kita, manusia, tak satupun dari kita yang bisa luput dari tujuan dalam melakukan sesuatu hal.
Sekalipun itu berupa ibadah, baik yang ditujukan untuk menghindarkan diri dari neraka-Nya, atau meraih surga-Nya, bahkan semata-mata beribadah karena cinta dan syukur pada-Nya.
Berakhlak dengan Al-Wahhab
Bagi kita yang bisa meneladani nama Allah ini, maka kita akan menjadi seorang pemberi, dalam beberapa tingkatannya.
Yang paling rendah adalah memberi dengan motivasi memperoleh imbalan yang serupa, kemudian setingkat di atasnya adalah memberi tanpa mengharapkan imbalan yang serupa.
Hingga yang lebih tinggi, adalah memberi tanpa takut sesuatu yang merugikan, atau tanpa mengharap suatu kenikmatan. Meski demikian, pemberian yang terakhir ini tak lantas menjadikan kita wahhab.
Karena Al-Wahhab sejatinya hanya milik Allah swt saja. Sehingga, meneladani sifat ini menuntut upaya untuk terus-menerus memberi sekuat kemampuan kita.
Seperti ciri orang bertakwa, “menafkahkan (miliknya) baik dalam keadaan senang (lapang) maupun susah (sempit)”. Itu kita lakukan dengan suka rela, karena merasa bahwa Allah telah membiasakan hidup kita, dengan curahan serta kesinambungan anugerah yang besar dari-Nya.
Wa Allah a’lam.
Diringkas dan dikutip dari referensi:
Menyingkap Tabir Ilahi; Asma al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab hlm. 94—99.
Post a Comment