Nama Allah Al-'Alim (Yang Maha Mengetahui): Motivasi untuk Menuntut dan Mengamalkan Ilmu (20)
Kata ‘alim terambil dari kata ‘ilm yang menurut para pakar bahasa bermakna 'menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya'.
Ilmu, demikian juga halnya, diartikan sebagai suatu pengenalan yang sangat jelas terhadap suatu objek. Oleh karenanya, Allah swt dinamai ‘Alim karena pengetahuan-Nya yang amat jelas sehingga terungkap segala sesuatu hingga sekecil apapun.
Makna Al-‘Alim
Banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang menunjukkan Allah sebagai Al-‘Alim. Yang demikian ini menunjukkan betapa luas dan banyak sekali ilmu Allah swt.
Beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang ilmu Allah antara lain bahwa ilmu-Nya mencakup seluruh perkara yang wujud, yakni segala makhluk yang ada, dari dulu hingga hari kemudian. Apa saja yang terjadi telah diketahui oleh-Nya sebelum hal itu terjadi.
Termasuk pengetahuan akan segala aktivitas lahir dan batin kita selaku makhluk, tidak ada satupun yang tidak diketahui oleh-Nya.
Bahkan kita sebagai pelajar, dapat memperoleh ilmu adalah berkat bantuan-Nya, sehingga segala pengetahuan yang dimiliki semua makhluk pada hakikatnya bersumber dari pengetahuan-Nya. Termasuk kehormatan yang kita peroleh sebagai ahli ilmu, adalah karena ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Berakhlak dengan Al-‘Alim
Langkah kita dalam meneladani sifat Allah ini, antara lain dengan terus menerus berupaya menambah ilmu yang telah kita peroleh. Rasul saw setelah diperintahkan pada wahyu pertama untuk membaca, diperintahkan juga untuk berdoa untuk ditambahkan ilmu (QS. Thoha: 114).
Dalam upaya tholabul ilmi tersebut, kita dituntut untuk dapat menggunakan secara maksimal seluruh potensi yang dianugerahkan Allah kepada kita – mata, telinga, akal dan hati – agar meraih sebanyak mungkin ilmu yang bermanfaat.
Pengetahuan menurut Rasulullah saw
Bahwa pengetahuan atau mengetahui sesuai, menurut Nabi bukan hanya terbatas sampai pada kemampuan mengekspresikannya dalam bentuk kata, tetapi ada pula yang menyentuh hati, sehingga melahirkan amal-amal yang sesuai petuntuk Ilahi.
Pengetahuan menurut makna ini pada akhirnya menimbulkan kesadaran akan jati diri kita manusia, sebagai makhluk yang dhaif di hadapan-Nya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui segalanya.
***
Semoga kita termasuk golongan yang senantiasa dikarunai ilmu, yang bisa memanfaatkannya sesuai petunjuk Yang Maha Berilmu. Yakni mengantarkan ilmu kita kepada amal dan karya nyata yang bermanfaat dan memberikan nilai tambah, dunia maupun akhirah.
Wa Allah a’lam.
Diringkas dan dikutip dari referensi:
Menyingkap Tabir Ilahi; Asma al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab hlm. 113—120.
Post a Comment