Meneguhkan Hati, Agar Tidak Mudah Didikte Orang Lain
Penulis, juga teman-teman pembaca pastinya pernah mengalami kondisi, di mana orang lain berbuat sesuatu yang kemudian menjadikan kita goyah hati.
Mereka meremehkan kita sehingga kita tak terima, menyakiti kita sehingga kita membencinya, memberikan perbuatan tak baik bagi kita sehingga kita pun merespon kembali dengan perilaku yang juga tak baik.
Jangan Mudah Terombang-Ambing
Diriwayatkan Imam Tirmidzi, Nabi saw pernah bersabda:
لَا تَكُوْنُوْا إِمَّعَةً
"Janganlah kalian menjadi orang yang mudah diombang-ambingkan (didikte) orang lain."
تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا
"Kata kalian: Jika orang berbuat baik, maka kita akan baik. Jika mereka berbuat zhalim, maka kami pun akan zhalim."
Oleh Syaikh Al-Mulla ‘Ali al-Qari, Imma'ah dijelaskan sebagai orang yang berperilaku seperti apa yang diperbuat orang kepadanya. Jika mereka baik, mereka akan baik. Jika buruk, maka mereka juga akan buruk."
المراد هنا الذي يقول: أنا أكون مع الناس كما يكونون معي إن خيرا فخير وإن شرا فشر
Demikian dalam Mirqat al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih.
Namun Teguhkanlah Prinsipmu
وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا
Namun mantapkanlah hatimu. Jika orang lain berbuat baik, maka berbuat baiklah. Jika mereka buruk, maka jangan bersikap zhalim"
Watthinuu dapat dimaknai 'azzimuu, yang berarti teguhkanlah tekad hati kalian.
Menurut Ath-Thayyibi, yang dimaksud 'meneguhkan' di atas adalah meneguhkan hati untuk tetap berperilaku ihsan (tidak zhalim).
وهو العزم والجزم على الفعل أي عزموا أنفسكم، والتقدير: وطنوا أنفسكم على الإحسان، لأن عدم الظلم إحسان
*
Hemat penulis, apabila kita ingin menjadi seorang muslim sejati, amalan kita setiap hari selayaknya harus kita landasi atas perintah atau tuntunan Ilahi.
Artinya, kita melakukan sesuatu semata-mata memang karena telah diperintahkan-Nya untuk melakukannya, bukan melakukan sesuatu sebab terpengaruh (terdikte) oleh perilaku orang-orang di sekililing kita.
Belajar menata hati, membiasakan diri, memperbaiki keburukan dan meningkatkan kebaikan.
Wa Allah a'lam.
Referensi:
Mirqat al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih Juz IX
Oleh Syaikh Al-Mulla ‘Ali al-Qari
hlm. 316 via Google Books
Terinspirasi dari dawuh Gus Baha' "Jangan mau didikte orang lain"
Post a Comment