Mendaki Menuju Asmaul Husna Al-'Aliy, Allah Yang Maha Tinggi (37)
Makna Al-Aliy
Kata Al-'Aliy menunjuk makna ketinggian, yang merupakan antonim kerendahan. Dari sini kemudian lahir makna-makna lain, seperti sombong, menaklukkan, dan mengalahkan. Allah swt Maha Tinggi, sekaligus menaklukkan seluruh makhluk-Nya. Allah Maha Tinggi dan tidak ada ketinggian kedudukan yang melebihi ketinggian-Nya.
Ketinggian Allah tidak bersifat material atau pada satu tempat. Allah Maha Tinggi mencakup ketinggian zat-Nya dan ketinggian kedudukan-Nya. Ketinggian kedudukan-Nya adalah kesempurnaan yang diniscayakan oleh sifat-sifat terbaik yang disandang-Nya.
Adapun ketinggian-Nya dari segi zat adalah karena pengetahuan tentang siapa Dia, tidak terjangkau kecuali oleh-Nya sendiri. Karena Dia yang mencakup seluruh tempat, dan Dia yang wujud sebelum penciptaan semua yang mawjud.
Meneladani Sifat Al-'Aliy
Kita dapat meneladani Allah dalam sifat ini sesuai dengan kemampuan kita sebagai makhluk-Nya, yaitu dengan jalan menghiasi diri kita dengan himmah (ambisi positif) guna meraih kemuliaan dan ketinggian, serta terus-menerus berusaha melakukan hal-hal yang mulia lagi tinggi.
Kita pun perlu menjauhi persoalan-persoalan yang tidak berarti atau remeh, sehingga dapat mencapai ketinggian kemanusiaan sesuai dengan tuntunan Allah swt.
Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, "Ketinggian himmah adalah manifestasi iman."
Jalan Menuju Ketinggian Butuh Ketegaran dan Tekad
Perlu kita sadari bahwa jalan menuju ketinggian, adalah jalan yang setiap langkahnya menuntut ketegaran dan tekad kuat. Sepanjang perjalanan mendekati puncak, akan terdengar sorak-sorai menakut-nakuti kita selaku pendaki, atau rayuan untuk membatalkan perjalanan.
Namun jika kita punya himmah kuat dan tekad membara, perjalanan akan tetap kita lanjutkan, juga akan ditemukan jalan di depan yang terbentang luas.
Ada telaga yang jernih dan tempat peristirahatan yang sejuk yang menjadikan perjalanan kita terasa mudah dan menyenangkan.
Demikian uraian Abu Yazid Al-Busthamy menjelaskan perjalanan mendaki menuju Allah swt.
Wa Allah a'lam.
Diringkas dan dikutip dari referensi:
Menyingkap Tabir Ilahi; Asma al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab hal. 179-183.
Post a Comment